Hari Guru Nasional dan Hut PGRI ke-77, SMK Negeri 3 Denpasar Gelar Apel Bersama

Berita

SMK Negeri 3 Denpasar menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-77, yang dilaksanakan di halaman sekolah setempat pada Jumat, 25 November 2022. Upacara bendera ini dipimpin inspektur upacara Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Denpasar dan dihadiri staf pendidikan, tenaga kependidikan dan siswa/siswi SMK 3 Denpasar.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK 3 Denpasar Ni Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd., seizin Kepala Sekolah Drs. A.A. Bagus Wijaya Putra, M.Pd., menjelaskan,” dalam rangka Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-77, SMK 3 Denpasar sudah banyak melakukan sebuah manuver-manuver kecil, terutama bagaimana hari guru ini dirayakan dengan cara mulat sarire kata orang Bali. Itu semacam refleksi diri terhadap apa yang sudah kita lakukan, dan apa hasilnya. Mungkin itu yang terbaik SMK 3 lakukan. Yang paling kita ingin fokuskan adalah perubahan before dan after. Tahun ini SMK 3 Denpasar merencanakan sebuah ajang dimana peningkatan karakter siswa lebih diutamakan dibanding dengan hanya sekedar euforia sebuah perayaan.”

“Contoh yang kami lakukan peningkatan nasionalisme kita awali dengan kegiatan upacara bendera di sekolah dengan melibatkan perangkat upacara dari guru sendiri. Nah disini ada nilai tersendiri ketika Guru-guru tampil sebagai tokoh. Tokoh dan contoh. Kita ingin tunjukkan bahwa teacher is the best actor in the world. Jadi selain dia bisa sebagai sutradara dia juga bisa sebagai aktor pelakunya. Nah upacara ini menunjukkan kegiatan yang sangat antusias, dimana anak-anak menerima dengan senang hati contoh yang kita berikan, karena contoh terbaik adalah melihat langsung gurunya action di depan dia, sehingga tidak khayal sifatnya. Bahwa kami guru pantas di mata mereka untuk memajukan anak bangsa. Jadi itu yang paling penting kami lakukan,” beber Ni Nyoman Aris Suparni.

“Setelah itu,” lebih lanjut dijelaskan Ni Nyoman Aris Suparni,” sebagaimana ditekankan dalam sambutan bapak Kepala Sekolah selaku pembina upacara tadi bahwa perlu kita tanamkan pendidikan katakter dalam bentuk pemahaman terhadap catur guru, karena guru itu bukan sesederhana yang kita pikirkan bahwa hanya ada satu guru di sekolah, tapi siapapun bisa menjadi guru. Dalam Agama Hindu kita mengenal ajaran Catur Guru, yakni empat guru yang harus diikuti, yakni Guru Swadyaya (Tuhan), Guru Wisesa (Pemimpin/Pemerintah), Guru Pengajian (Guru di sekolah), dan Guru Rupaka (Orang tua). Keempat konsep guru atau catur guru di Bali ini sebuah konsep yang sangat komplit apabila ditanamkan ke peserta didik. Catur guru ini tidak boleh dipisahkan karena keempat pola ini lah kesempurnaan sebagai guru sesungguhnya,” jelasnya.

Terkait dengan itu, diungkapkan Ni Nyoman Aris Suparni,” Guru, kita jangan anggap bahwa hanya yang mengajar di sekolah saja itu disebut guru. Tapi guru ada dimana-mana. Siswa pun bisa jadi guru ketika dia bisa mengajarkan kepada temannya untuk melangkah positif dimana ia sebagai contoh untuk teman-teman lainnya,” ucapnya.

Lanjut dia,” Saya kira, kita tidak usah buat program yang muluk-muluk seribu program, namun semuanya ambigu. Tetapi kita ingin hanya 2 tetapi kedua-duanya adalah program-program yang memang memampukan anak bangsa menjadi anak bangsa yang hebat. Satu program berupa pembentukan nasionalisme dan lainnya pembentukan karakter yang dibalut dengan budaya yang kondusif. Budaya yang tidak hanya bisa berkotek seperti ayam tetapi dia bisa bertelur, menghasilkan telur-telur emas di kemudian hari. Jadi konsep kami seperti itu di SMK 3 Denpasar. Dan ini dilakukan dalam bentuk komitmen kami selaku akademika, tidak bicara hanya guru, bicara pegawai, tapi bicara semua lini yang ada di SMK 3 Denpasar,” tuturnya.

Kemudian menjawab terkait adanya kasus dalam konteks pendidikan terhadap anak didik namun dianggap melanggar hukum (HAM), dimana saat ini banyak orang tua mengkriminalisasi guru sehingga guru jadi apatis dan tidak bisa bebas menerapkan pendidikan untuk membentuk karakter siswanya menjadi lebih baik, ini menjadi masalah tersendiri bagi guru dewasa ini.

Ni Nyoman Aris Suparni menjelaskan,” Adanya kasus kriminalisasi terhadap guru saat ini menjadikan guru tidak bisa bergerak bebas dalam menerapkan kurikulum merdeka, padahal di satu sisi, pemerintah memberikan kelonggaran dalam kurikulum merdeka itu. Dia bisa menari apa saja sepanjang semuanya ada dalam aturan-aturan yang jelas. Di sisi lain, pemerintah sudah memberikan kelonggaran kepada kita untuk membentuk anak bangsa menjadi anak bangsa yang hebat. Bagaimana guru menarikannya tanpa ke luar dari rambu itu. Yang sering terjadi hanya salah komunikasi antara guru dan masyarakat. Makanya Tripartit ini harus keluar, pemerintah, guru masyarakat harus menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan/terintegrasi sehingga komunikasi ini terbentuk menjadi komunikasi efektif. Jika satu saja terputus, maka akan terjadi seperti tadi kriminalisasi. Kita tahu, kita manusia tidak sempurna ketika kita merasa terzolimi akan muncul pemikiran negatif. Untuk itu, seharusnya kita sambut upaya pemerintah tanpa harus dicampur adukan dengan masalah-masalah pribadi. Saya pikir, guru akan berjalan dengan hati nuraninya sebagai sentuhannya guru yang sudah kompeten profesional kemudian dia bisa bergerak tanpa pasung, kemudian dia bisa berkiprah menunjukan bahwa inilah guru sejati yang sesungguhnya yang membangun 2 bagian dari jati diri manusia yakni body & soul. Body, dia bagaimana menyehatkan anak bangsanya. Soul bagaimana dia menyehatkan pikiran, perkataan dan perbuatannya sehingga keseimbangan inilah yang namanya harmonisasi,” imbuhnya.

Sembari menambahkan,” Tujuan akhir kita adalah beautiful life. Jadi ketika anak kita bisa bergerak dengan senang dalam bentuk GSM (gerakan sekolah menyenangkan), bagaimana orang di dalamnya bisa tersenyum dalam setiap aktifitas. Itulah tujuan kita sebenarnya. Jadi SMK 3 Denpasar tidak perlu muluk-muluk bicara tentang program, meskipun lebih sedikit akan tetapi pasti. Program yang kita katakan adalah implementatif, kontekstual yang sangat bermanfaat buat tripartit ini. Guru, masyarakat termasuk anak didik kita dan pemerintah kita adalah satu sinergi yang luar biasa, sehingga semuanya terjawab, hari ini di SMK 3 Denpasar dalam menyambut hari guru tahun ini semua civitas akademika SMKN 3 Denpasar senang, bersyukur dan yakin semuanya berakhir indah. SELAMAT HARI GURU…GURU…GURU….HEBAT….INDONESIA,” tutup Ni Nyoman Aris Suparni.

Sumber : https://beritafajartimur.com/